Minggu, 31 Agustus 2008

Sisi Lain Bintaro


Kawasan Bintaro terkenal dengan sisi modernitasnya dengan di mulainya dari rumah2 bernuansa elite, kawsan perbelanjaan, hingga perkantoran, dengan fasilitas jalan yang cukup lebar dan beraspal mulus nyaris tanpa lubang. Kali ini Komsep dengan teamnya yang beranggotakan (Aan, Chairul, Didik, Thoni, Hardi dan Fajar) menelusuri sisi lain dibalik kemewahan yang ditampilkan kompleks Bintaro. Perjalanan kali ini dimulai dari belakan Alfa bintaro yang kini berubah nama menjadi Carefour. Dipimpin oleh team leader yang sudah berpengalaman (Hardi) menuju jalan berlumpur tepat di sisi perumahan Kebayoran Height.


Menurut ramalan Ki Joko Bodo kondisi jalan pada waktu itu tidak mungkin dilalui sepeda karena hujan lebat mengguyur kawasan tersebut malam sebelumnya, tapi memang jiwa putualang yang tinggi anak-akan Komsep ini, tidaklah menjadi hal yang menakutkan, dengan berat hati, tatkala ban sudah tidak bisa berputar dikarenakan gulungan tanah yang menyerupai Donat, terpaksa satu persatu harus menggotong sepeda masing2 untuk kemudian di bersihkan bannya dengan alat seadanya.

Dengan diiringi tertawaan kamping piaraan penduduk setempat serta lantunan doa umat Budha dari sebuah Wihara yang tidak jauh dari tempat kita membersihkan sepeda, Mungkin tidak banyak orang tau kalau disekitar Bintaro ada Wihara. Setelah menghela beberapa tanah yang menutupi jalur laju roda, kami melanjutkan perjalanan menelusuri sisi perkampungan penduduk. Diiringi jalur tanah yang kali ini lumayan tidak membuat ban jadi donat, single trak hingga kegelapan rimbunan pohon bamboo. Sayang Hardi selaku penuntun arah harus memisahkan diri di pertigaan perigi kompel graha Bintaro.


Berbekal pengalaman minggu minggu lalu penunjuk jalan diambil alih anggota komsep komisaris rempoa. Sedikit mengingat ingat jalur keluar masuk perkampungan penduduk dan tidak Cuma sekali melintas di pekuburan dan di bawah jemuran orang akhirnya kita sampai juga di perlintasan jalur legendaris JPG. Demi memperkenalkan jalur yang menjadi tempat permainan satu satunya yang dekat dengan mayoritas domisili kita, akhir nya dengan rasa deg degan kita sampai jga di turunan pertama di bawah rindangnya pohon bamboo.


Namun sayang pada turunan ke 2 kakak beradik dari rempoa harus mengalami sedikit kecelakaan dengan terjukilnya sepeda mereka, tapi syukur tidak menimbulkan cidera yang berarti.

Salut untuk Aan yang baru pertama kali melibas track dengan tidak mengalami hambatan yang berarti hingga sampai di titik finish yaitu warung Mpok, yang menjadikan tempat menikmati sarapan nasi uduk telor dadar yang menjadi menu andalan Mpok Café ini.


Demikian seklumit perjalanan singkat anak2 komsep menembus sisi lain dari kompleks Bintaro, hingga menemukan hal hal baru yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya, nyesel deh, bagi yang ga bisa jaoin he … he …, tapi jangan kecil hati, tunggu tour2 Komsep selanjutnya yang pasti tidak kalah menarik dari tour2 sebelumnya.

Komsep always funny!

Cheers


Chairul

Gambar Lain disini

Sabtu, 26 Juli 2008

Gowes Bareng Sacyc


Wuaaah, lama gak gowes nih, kaki jadi gatel pengen gowes bareng2 lagi. Eehh kebetulan ada
undangan buat gowes bareng. Acara ini dlm rangka meramaikan HUT salah satu club sepeda, yg meskipun masih mudah usianya tapi kiprahnya dlm dunia pergowesan patut diacungi jempol

Komsep bisa diundang karena salah satu anggota sacyc adalah wiragarda yg ditugaskan di JIS. Selain itu komsep juga pernah menikmati gowes bareng mereka di Gunung Mas/Budud, link disini.

Gowes kali ini juga diramaikan dengan dengkul2 baru dlm dunia pergowesan, ada adik iparnya fajar dan adik (ipar)nya toni. Sebagian goweser start dari rempoa lalu jemput aan di jalan buat terus gowes ke parung. 2 goweser dari ciledug ngangkut sepeda ke mobil sampe parung. Yg dari rempoa 4 orang, jalan beriringan menyelusuri ciputat raya, lalu gabung dgn om aan di reni jaya.

Dari 4 org rempoa ini ada 1 yg masih newbie, jadi kecepatan gowesnya masih jauh di bawah standard anak2 komsep yg biasa kejar2an sama metromini :-D. Alhasil om Aan melesat di depan, jauh meninggalkan rombongan rempoa. Untung tidak ada yg nyasar dan sampai di lokasi in time (bukan on time)

Waah tuan rumah kli ini memang serius menggarap acaranya, ini bisa dinilai dari melimpahnya makanan untuk menjamu tamu yg datang. Ada kueh2, bakpau, dan ada juga ice milo dari sponsor. Makanan yg melimpah ini juga ditemukan pada pos2 selama gowes.

Sebelum mulai, ada beberapa sambutan dan pengarahan dari panitia, kesempatan yg sama juga kita pakai buat photo2

Karena pesertanya banyak, maka dibuatlah beberapa klosep (kelompok sepeda) yg dilepas memasuki track dgn selang wak
tu tertentu. Seluruh anggota Komsep masuk ke klosep ke 3.



Track dimulai dengan turunan lan
dai di jl aspal, lalu bebelok masuk perkampungan penduduk, lewat jalan2 berbatu dan diselingi dgn tanjakan dan turunan landai.
Track cukup enak dinikmati, yg masih newbie dipastikan bisa genjot sepanjang track, sedikit menantang pada beberapa tempat, tapi rata2 tanjakan dan turunan cukup landai.


Ada di suatu tempat, turunannya lumayan curam, tetapi karena tracknya lumayan lebar dan sudah di semen, harusnya tidak menimbulkan kesulitan berarti, tapiii itu harusnya. Tetep ajah ada goweser yg terjun ke empang di bawah turunan itu. Gak jelas penyebabnya, yg jelas bukan karena mengemudikan dlm keadaan ngantuk :-P (mana bisa gowes kenceng sambil ngantuk)

Ada 1 tempat yg menjadikan gowes kali ini salah satu gowes tak terlupakan. Kita melewati lapangan yg baru saja di semprot oleh tinja/pupuk kandang, hiiiii. Bener2 pengalaman yg tak terlupakan, apalagi aromanya.

Selepas dari lapangan yg dipenuhi ranjau pupuk kandang ini kita sampai pada pos istirahat 1. Jarak dari start ke pos1 ini lumayan jauh, tapi segala cape, lapar dan dahaga terpuaskan karena minuman dan makanan yg lumayan banyak, ada teh manis anget, air putih bergelas2, pisang, lontong dll.

Istirahat disini lumayan lama, sampe ada yg bosen dan berangkat tanpa aba2 panitia, untungnya sepanjang jalan, arah track cukup jelas karena sebelumnya panitia sudah menebarkan kapur sebagai petunjuk arah.


Track tahap 2 rata2 lewat perkampungan penduduk, lumayan seneng karena penduduk bersahabat, apalagi anak2nya yg seru menyorak2i kita, bahkan ada yg tos berbaris(itu loh, bereka baris berjejer dan kita yg sepedaan tos dgn anak2 yg berderet2 itu)

Track ini bener2 enak, lumayan adem, yg lebih nikmat lagi ternyata ada danau yg lumayan besar dan kita gowes di pinggir danau tsb.
Tempat ini bener2 bagus yg menjadikan gowes kli ini juga tak terlupakan, selain gowes kita juga beristirahat di pinggir danau yg tenang, dan lumayan jernih. Karena viewnya bagus, gak lupa juga kita photo2 disini


Pos 2 ada di pinggir danau, setelah makan dan minum sepuasnya, gowes pun lanjut, track cenderung biasa ajah dgn tanjakan2 ringan, gak terlalu lama gowes ternyata kita sudah kembali ke tempat kami pertama gowes, dan petualangan pun berakhir

Berakhir?? Tidak juga, karena gowes musti berlanjut ke rempoa. Gowes terakhir inilah yg menurutku paling berat karena tenaga sudah dipake banyak sebelumnya, blm lagi terik panas tengah hari yg membikin stamina turun, untung ada newbie yg gowesnya pelan, jadi bisa dijadikan alasan buat ikutan gowes pelan, hahaha

Track pulang ke rempoa dibikin beda dgn berangkat, selain menghindari jalan raya yg rame dan berasap juga biar gak bosen. Om rajosuaro berpisah di jalan (gak tahu nama jalannya apa) dan rombongan rempoa pun sampai di pos rempoa sekitar jam 1 siang.


Mudah-mudahan tahun depan club2 lain mau mengundang komsep untuk gowes bareng dan kalo bisa anggota komsep bisa dapet doorprize .... Amin

Photo2 lain bisa diliat disini

Selasa, 06 Mei 2008

Cerita dari Gn Mas Bubud


Seperti biasa hari libur memang jadi incaran para goweser tuk meniti trek yang baru sehingga anak2 KOMSEP yang kali ini diwakili oleh ( Om Budi, Om Thoni, Om Chairul, Om Aan, Om Hardi, Om Gaus, Om Alan dan Fajar (yang masih duduk manis di bangku SMA), dan Om Yitno (kuda hitam dari Rempoa) ) juga tidak kalah ambil bagian tuk menelusuri trek gn Bubud yang telah direcanakan jauh2 hari.

Perjalanan dimulai dari kediaman Om Budi di rempoa yang juga sebagai fasilitator transportasi dan konsumsi sarapan pagi. Tepat jam 6 pagi satu persatu mulai berdatangan dan kita awali dengan menaikan sepeda ke atas kijang pick up yang telah disediakan, juga nasi uduk dan lontong telah menanti kedatangan teman2 KOMSEP, sehingga sekitar jam 6:30 baru kita take off dari rempoa menuju Sawangan Arco, tempat markas Sacycs berada. Di sana kita telah disambut hangat oleh Anggota Sacycs yang kalo ga salah diketuai oleh Om Herling Wenas. Waktu 15 menit cukup kita gunakan untuk saling berkenalan dan menyiapkan sepeda tuk siap digowes.


Gowes dimulai dari pelataran GOR Arco tempat kita parkir mobil sementara kita genjoet. Tidak banyak jalan aspal yang kita lalui kita sudah disuguhgan jalan tanah berlumut yang licin, cukup teknikal, up and down, hingga single track menembus alang alang yang tingginya melebihi kepala kita.
Sesampainya di Pos 1 kita bertemu dengan
rombongan lain yang dipandu oleh om Jimmy B-Bike, karena banyak nya goweser dan mayoritas ingin merasakan segarnya teh manis sehingga merepotkan pemilik warung dan akibatnya kita sendirilah yang harus membuat the manis tersebut dengan adonan semau kita.



Lepas dari pos 1 rombongan menuju gunung Bubud menjadi berlipat ganda mirip dengan karnaval sepeda hias 17 agustusan, sehingga jalur single trek ibarat sholat berjamaah kalo yang di depan nuntun ya makmum mesti nuntun juga. Tapi kita memisahkan diri setelah mencapai awal perkebunan kelapa sawit dengan jalan berbatu mirip dengan jalan di kompelex ABRI waktu ga SD dulu, (sekarang dah pada di hotmix ). Kita rombongan kecil yang dipimpin oleh Om Herling Wenas melepaskan diri dari rombongan besar masuk ke daerah perkampungan dan disambut oleh beberapa warga setempat dan dengan sukarela menyediakan 2 ketel air teh dan air putih.
Menuju pos terakhir salah satu anggota kita sedikit mendapat masalah di sekitar RD nya. (secara teknik gwa sendiri kurang jelas masalahnya) sehingga kita butuh waktu tuk memperbaiki yang di Bantu teman dari Sacycs. Beberapa dari kita ada yang masih menyimpan perbekalan nasi uduk dan lontong sehingga ada waktu juga tuk menyantapnya.setelah seleai perjalanan menuju perbukitan Gn Bubud yang hanya beranggotakan 8 Orang dari KOMSEP dan 2 Orang dari Sacycs (Om Ridwan dan Om Didin yang kebetulan jga belum pernah naik sampai ke Bubud).

Mulailah dengan trek yang ditunggu tunggu yaitu tanjakan yang sepertinya tiada akhir tuk mencapai puncak, dan ketika kita sampai di puncak perbukitan ternyata yang kita jelajahi adalah Gunung Mas dan setelah kita bertanya dengan penduduk setempat kita putuskan tuk naik lagi ke perbukitan selanjutnya yang diyakini Gn Bubut, dengan nafas yang tersisa kita nikmati lagi tanjakan yang melelahkan sampai akhirnya menemui persimpangan setelah berdiskusi sejenak kita putus kan tuk mengambil jalan yang menurun dengan anggapan Bonus setelah sekian lama nanjak. Ditengan kebingungan kita tuk mengambil arah setiap bertemu persimpangan, dengan segala keberuntunga kita bertemu dengan pedagang Bakso dan tanpa dikomando lantas kita stop dan memesan secara bergantian. Kenapa musti bergantian? soalnya mangkoknya cuman sedikit, gak sebanding dgn jumlah anggota Komsep, apalagi waktu itu lagi kalap2 karena abis genjot, jadi 1 orang sih pengennya 2 ato 3 mangkok, cuman karena mangkok yg terbatas jadi musti cepet2 makan deh, supaya mangkoknya bisa dipake oleh anggota Komsep yg lain.

Setelah rehat sejenak baru ada titik terang kemana kita harus melanjutkan perjalanan setelah mendapat arahan dari si tukang bakso (hebat jga tuh tukang bakso berjualan ditempat yang jauh dari mana2, jgn2 bukan tk bakso beneran... hiiiiiiii).


Menemukan jalan aspal ibaran mendapatkan durian runtuh nih ada kutipan komentar Om Aan “diperjalan pulang, ketemu jalan aspal, berasa di sorga. Semua memacu sepedanya dg kencang pake gigi 3 - 7,8,9
Juga di waktu itu aku menemukan nikmatnya rasa Coca Cola dingin..hmmm...segeerrr..
Nyesel memang tuk nggak ngalamin..he he.. Apalagi kemaren itu kita ketemuan group B-Bike di pos satu, sehingga gerombolan yg menuju gunung banyak banget, kek karnaval..dan.... my old marin tidak malu-maluin, bisa ngikutin performance anak cucunya..ha ha ha..”


Sesampainya di B-Bike kita pamitan dengan rombongan Sacycs yang telah menemani kita menembpuh perjalanan yang sangat melelahkan sekaligus mengasyikan ini dan yang yang pasti ga akan pernah kita lupakan tuk bekal cerita anak cucuk kita.

Seperti biasa Perjalan KOMSEP diakhiri dengan wisata kuliner demi meluruskan otot yang pating merengkel yang kali ini di kedai Bebek bakar yang pemiliknya notabenanya masih kerabat dekat.

Terima Kasih yang sebesar2nya tuk Group Sasycs yang telah memandu kita bersepeda fun bike menelusuri jalan kampong dan daerah perbukitan. Terutama Tuk Om Herling Wenas, Om Ridwan Om Didin dan Om Hans ( mudah2an ga salah nyebut nama ).